Pemain: Kate Hudson, Anne Hathaway, Candice Bergen, Chris Pratt, Bryan Greenberg, Steve Howey, Kristen Johnson
Emma (Anne Hathaway) dan Liv (Kate Hudson) adalah dua sahabat yang telah merancang seperti apa pernikahan mereka kelak sejak mereka berdua masih anak-anak. Persahabatan ini berlangsung sampai kedua wanita ini beranjak dewasa dengan karakter dan pekerjaan mereka masing-masing. Namun satu hal tetap sama: mereka masih tetap memegang rencana pernikahan yang mereka impikan.
Kini, ketika kedua wanita ini telah menemukan pria idaman mereka, arah menuju pernikahan impian ini pun semakin dekat. Celakanya, ada satu masalah yang akhirnya membuat nilai persahabatan mereka diuji. Karena satu kesalahan, mereka berdua akhirnya mendapat tanggal pernikahan di hari yang sama. Ini jadi masalah karena Emma dan Liv sama-sama menginginkan pesta pernikahan di Plaza Hotel.
Liv yang seorang pengacara jelas tak akan begitu saja mau mengalah sementara Emma yang berprofesi sebagai seorang guru merasa selama ini hidupnya telah ia abdikan untuk orang lain dan kini saatnya ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan perang pun tak dapat lagi dihindarkan. Emma dan Liv mulai saling berusaha menggagalkan pernikahan pasangan yang lain dengan berbagai cara.
Puncaknya terjadi ketika Liv memutar rekaman DVD ketika Emma sedang mabuk dan menari-nari. Bagaimana nasib pernikahan kedua sahabat ini? Yang jelas film drama komedi dengan sentuhan bumbu romantisme ini tetap menawarkan akhir cerita yang bahagia layaknya dalam dongeng meski dalam wujud yang berbeda.
Kesuksesan film-film macam DEVIL WEARS PRADA, SEX AND THE CITY dan MAMMA MIA seolah menyadarkan Hollywood bahwa cerita tentang wanita pun layak dijual dan mampu mengeruk dolar cukup banyak. Agaknya ini juga yang mengilhami Gary Winick, sang sutradara, untuk membuat film berjudul BRIDE WARS ini. Film ini total bicara tentang wanita dan dunianya.
Bahkan saking totalnya, para pemain pria dalam film ini seolah hanya jadi 'pajangan' saja dan tak pernah benar-benar tampil sebagai satu sosok yang 'hidup'. Kita memang tak diberi cukup waktu untuk mengenali tokoh-tokoh pria ini karena sepanjang film berdurasi 89 menit ini kita lebih banyak disuguhi kelakuan dua wanita yang dikuasai oleh obsesinya ini.
Ada satu hal yang menarik dari ide cerita film ini. Pengambilan pernikahan sebagai inti dari seluruh cerita terasa sangat pas. Bukan lagi rahasia jika sudah sampai pada pernikahan maka semua orang pasti merasakan gugup termasuk para wanita. Hanya saja, di sini makna gugup itu dieksploitasi lagi menjadi sebuah obsesi. Tentunya ini dilakukan untuk membuat film ini jadi terasa lebih segar karena humor bakalan bisa digali dari kekonyolan yang terjadi saat dua wanita yang 'marah' ini terlibat peperangan.
Tapi kalau mau jujur, film ini sebenarnya tak menawarkan banyak. Alur cerita cenderung polos dan tak memiliki 'denyut' yang cukup kuat. Artinya, yang terjadi selama 89 menit itu hanyalah 'perpanjangan' dari konflik yang pada titik tertentu terasa agak dipaksakan. Ini diperparah dengan tidak adanya latar belakang yang cukup kuat untuk mendukung karakter masing-masing tokoh sehingga di akhir cerita, film ini seolah berlalu begitu saja tanpa ada kesan yang cukup kuat.
Namun terlepas dari bagus atau tidak, film yang diedarkan 20th Century Fox dan New Regency pada tanggal 9 Januari 2009 ini sudah berhasil mengeruk US$50 juta di seluruh dunia dan bertengger di deretan sepuluh besar box office. Kabarnya, dalam pembuatannya film ini menelan biaya sekitar US$30 juta.
taken from http://www.kapanlagi.com/a/bride-wars.html
Februari 03, 2009
'BRIDE WARS', Perseteruan Dua Sahabat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar